Kompetensi Dasar:
3.10 Menerapkan sanitasi
peralatan keperawatan dan ruang rawat
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.10.1 Mendeskripsikan pengertian
sanitasi peralatan keperawatan dan ruang rawat
3.10.2 Menentukan jenis peralatan keperawatan
dan ruang rawat
3.10.3 Menentukan jenis sanitasi peralatan keperawatan dan ruang rawat
3.10.4 Menentukan langkah-langkah dalam sanitasi
peralatan keperawatan dan ruang rawat
Kompetensi Dasar:
4. 10 Melaksanakan sanitasi
peralatan keperawatan dan ruang rawat
Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.10.1 Melakukan sanitasi peralatan keperawatan
dan ruang rawat
4.10.2 Mengelompokan jenis sanitasi
peralatan keperawatan dan ruang rawat
Uraian Materi:
1. Pengertian sanitasi peralatan keperawatan dan ruang rawat.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah
suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang
mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup.
Sanitasi erat hubungannya dengan dengan tindakan pencegahan infeksi. Adapun beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Aseptic, adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi/ menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda mati maupun benda hidup agar alat-alat kesehatan dapat aman digunakan.
b. Antiseptik, adalah tindakan membunuh/ melemahkan pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lain.
c. Dekontaminasi, adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui desinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
d. Desinfeksi, adalah tindakan untuk mengurangi dan atau menghilangkan mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.
e. Sterilisasi, adalah tindakan menghilangkan semua mikroorganisme beserta sporanya dengan cara fisik dan kimiawi.
f. Cuci Tangan, adalah menjaga kebersihan perorangan, mencegah terjadinya infeksi nosokomial, serta mengurangi jumlah mikroorganisme.
2. Jenis peralatan keperawatan dan ruang rawat.
1). Pengertian Alat kesehatan / Keperawatan
Menurut UU RI no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, alat kesehatan adalah instrument, aparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
2). Jenis dan Fungsi Alat Kesehatan/Keperawatan Dasar
I. Alat Pembalut
- Plester a) Fungsi plester : Sebagai pembalut luka ringan Sebagai pembalut luka setelah operasi Sebagai pelekat pada alkes yang lain b) Fungsi plester untuk melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. c) Golongan plester
d) Berdasarkan bahannya plester dibagi ke dalam 7 macam yaitu: No Nama Bahan Nama Alat Kesehatan
1 ZnO Leukoplas
2 Elastik Handyplas, Band aid, Elastikon
3 Sutera Leukosilk
4 Rayon Micropore, Dermisel
5 Kertas Leukopor
6 Plastik Leukofix
7 Plastik Waterproof Setonplast, Blenderm
Tabel 1 Macam plester menurut bahan dasar
- GAAS / KASSA Bentuk berupa kain jarang-jarang, seperti ram kawat yang berfungsi sebagai penutup luka. Fungsi kassa: - Sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dengan kotoran lain - Sebagai bahan pembuat sablon - Sebagai perawatan luka
Gaas berisi bahan obat
- Sufratul : gaas steril berisi soframisin
- Bactigras : gaas steril berisi chlorhexadine dlam paraffin
- Actisorb : gaas steril berisi charcoal
Gambar 6 Gaas berisi obat
- Perban Fungsi dari perban adalah sebagai pembalut luka ataupun memar yang diderita oleh pasien. Perban digolongka menjadi beberap bagian, yaitu: Pembalut elastis / elastic bandage
II. Alat Perawatan Pasien
1) Decubitus Bed Kasur berisi udara dilengkapi dengan air flow regulation, diindikasikan untuk pasien bedrest yang berfungsi sebagai pencegahan terjadinya bedsore atau dekubitus.
2) WWZ
(Warm Water Zak) Disebut juga dengan hot water bottle,istilah di Indonesia dikenal sebagai buli-buli panas, alat ini berfungsi untuk kompres panas yang bertujuan untuk memperancar sirkulasi darah, mengurangi nyeri, dan merangsang peristaltic, contoh indikasi spasme otot, hipotermi.
3) Ice Bag
Istilah lain dari ice bag adalah Ijskap diambil dari bahasa Belanda yang berfungsi sebagai kompres dingin. Kompres dingin berguna untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada luka yang mengalami peradangan.
4) Skin Traction Kit Terbuat dari gabus berbentuk silinder atau plastik/kayu. Berfungsi untuk mempertahankan posisi, mencegah mobilisasi persendian yang terluka/inflamasi/fraktur, mempercepat proses penyatuan bagian yang fraktur, dilengkapi dengan elastic bandage dan tali.
Gambar 11 Skin Traction Kit
5) Kruk / Crutches Merupakan alat yang berfungsi sebagai penyangga tubuh pasien dengan gangguan cidera ekstremitas bawah atau setelah post operasi pada ekstremitas bawah.
6) Nipple Shield
Dalam bahasa Belanda disebut dengan Tapelhoedjo, alat ini berfungsi untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui.
7) Air Cushion Dalam bahasa Belanda disebut dengan Windring yang berfungsi sebagai tempat duduk pada penderita ambeien/wasir, terbuat dari karet.
8) Pressure Garments Pakaian bersifat menekan tubuh, berfungsi untuk: Mencegah dan mengobati bekas luka yang menonjol keluar (hypertrophic scarring) pada bagian dada dan perut Rehabilitasi sendi lutut dan siku paska pembedahan (arthropad) Mengencangkan bagian perut dan pingul (tubigrip)
Gambar 15 Pressure garments
9) Spalk
Tujuannya adalah untuk mencegah pergerakan tulang yang patah.Ujung tulang yang patah mengiritasi saraf, menyebabkan rasa nyeri tetapi juga mengurangi kerusakan lanjut dari otot, saraf, pembuluh darah dengan mengurangi pergerakan tulang yang patah.
Gambar 16 Spalk tangan dan kaki
10) Kursi Roda Adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakan dengan menggunakan tangan, atau dengan menggunakan mesin otomatis.
Gambar 17 Kursi roda
III. Alat Tindakan Medis
1. Penutup Kepala
Fungsi untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat –alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala / rambut petugas dari percikan bahan bahan dari pasien
Manfaat penutup kepala bagi tenaga kesehatan terhindar dari paparan/percikan darah dan cairan tubuh, sedangkan manfaat untuk pasien mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit petugas kepada pasien.
2. Handscoen / Gloves
Fungsi untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah , cairan tubuh, sekret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh, dan benda yang terkontaminasi.
Manfaat pemakaian sarung tangan bagi petugas : mencegah kontak tangan dengan darah , cairan tubuh, benda yang terkontaminasi, manfaat bagi pasien : mencegah kontak mikroorganisme dari tangan petugas memakai sarung tangan steril
3. Skort/Apron
Fungsi melindungi tenaga kesehatan dari kemungkinan genangan / percikan darah atau cairan tubuh lainnya yang dpt mencemari baju petugas
4. Masker
Fungsi mencegah membran mukosa tenaga keehatan terkena kontak dgn percikan darah dan cairan tubuh Pasien mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung tenaga kesehatan yang mengandung mikroorganisme saat bicara , batuk ,bersin
5. Ballon Catheter (Foley Catheter)
Alat yang berfungsi untuk pengambilan urine dalam sistem tertutup, bebas dari udara dan polusi sekitarnya. Biasanya dihubungkan dengan suatu urinometer dan suatu urine bag untuk keperluan pemeriksaan klinis.
Ukuran Catheter
Anak : 8-10 French (Fr) Wanita : 14-16 Fr Laki-laki : 16-18 Fr
Gambar 22 Catheter plastik
Gambar 24 Catheter silikon
Gambar 26 Catheter logam
Gambar 27 Kondom catheter
6. Intra Vena (IV) Catheter
IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena.
Fungsi berlaku sebagai vena tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan IV jangka lama yang lebih dari 48 jam..
7. Wing Needle
Wing Needle adalah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum.
Fungsi sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intravena dalam jangka lama
8. Suction Catheter / Mucus Extractor Fungsi untuk menyedot lendir dari trachea bayi yang baru lahir.Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan atau menyedot cairan amnionik yang ada pada bayi tersebut.
Gambar 30 Suction Catheter
9. Feeding Tube Fungsi untuk memasukkan cairan makanan melalui mulut atau hidung.
10. Rectal Tube Fungsi untuk mengeluarkan gas-gas dari usus, untuk membersihkan rectum.Biasanya ujung yang satunya dimasukkan ke dalam anus dan ujung yang satunya lagi dihubungkan dengan spuit glyserin.
Gambar 32 Rectal tube
Gambar 33 Cara Penggunaan Rectal Tube & Rectal Tube dgn PVC Ballon
11. Urine Bag Fungsi untuk menampung urine yang dihubungkan dengan ballon catheter/folley catheter untuk mengeluarkan/pengambilan urine pada system tertutup.
12. Stomach Tube Stomach tube, adalah alat berbentuk selang yang berfungsi untuk mencuci perut, memberi obat-obatan atau untuk mengambil getah lambung.
13. Infus set / Transet ( selang infus) Fungsi untuk jalan masuk cairan, infus set digunakan untuk khusus cairan infus.
14. Blood Transfusion Set Fungsi sebagai alat bantu saluran masuk serta keluarnya darah kedalam tubuh (transfusi darah).
Gambar 37 Transfusion set
15. Spuit / Syringe
Fungsi untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas.
16. Injection Needle
Istilah lain jarum hipodermik/jarum suntik
Fungsi digunakan dengan alat suntik untuk menyuntikkan suatu zat ke dalam tubuh. Jarum ini juga dapat digunakan untuk mengambil sampel zat cair dari tubuh.
Gambar 39 Injection Needle
17. Gliserin Syringe / Glyserin Spuit Fungsi untuk menyemprotkan lavement/clyasma melalui anus cairan yang sering digunakan adalah gliserin atau larutan sabun.
Gambar 40 Glyserin Syringe
18. Currete Fungsi untuk membersihkan Rahim pada pasien abortus/keguguran.
19. Set Manicure Pedicure
Fungsi untuk perawatan kuku tangan dan kaki pasien.
Gambar 42 Set manicure pedicure
20. Lanset Fungsi untuk mengambil darah dengan jalan menusuk ujung jari menggunakan alat tersebut
21. Tourniquet
Fungsi tourniquet adalah sebagai berikut:
Menghentikan perdarahan pada luka terbuka di lengan atau tungkai
Menghentikan aliran darah saat dilakukan operasi pada lengan atau tungkai. Penghentian ini dilakukan secara sementara dengan sistem buka tutup untuk rentang waktu tertentu.
22. Face Mask Fungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien, fungsi yang sama pada nasal canul.
23. Oxygen Tube
Fungsi pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien.
24. Nebulizer Fungsi untuk merubah obat dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol, bentuk aerosol sangat bermanfaat apabila dikumpulkan dalam organ paru, efek obat ini adalah untuk mengembalikan spasme bronkus.
25. Waskom Trolley
Fungsi tempat air untuk pemenuhan kebersihan diri pasien seperti untuk memandikan pasien.
26. Nierbekken / bengkok
Fungsi untuk:
a. Menampung instrument
b. Tempat kebutuhan alat
c. Tempat ketersediaan bahan, kapas, obat cair
d. Tempat menampung vomiting pasien,secret, cairan darah
Gambar 50 Nierbekken/bengkok
27. Korentang
Fungsi: memegang atau mengambil alat dan bahan medis steril supaya tetap terjaga dalam kondisi steril.
28. Instrumen Tray
Disebut pula dengan paratus berfungsi untuk menyimpan alat-alat perawatan.
Gambar 52 Instrumen Tray/Paratus
29. Kom
Kom sputum fungsi untuk menampung sputum pasien
Kom multifungsi untuk meletakkan kassa bersih, cairan desinfektan,dll
Gambar 53 Kom sputum dan kom multi fungsi
30. Brancard Fungsi untuk memindahkan pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain.
31. Trolley Instrument
Fungsi untuk meletakkan atau membawa peralatan medis
Gambar 55 Trolley instrument
32. Mattress/Bed Fungsi untuk tempat pasien diletakkan dan dapat diatur posisinya.
Gambar 56 Mattress/Bed
IV. Alat Diagnosa Penyakit
1. Reflex Hammer
Fungsi : pemeriksaan kemampuan refleks bagian tertentu tubuh , contoh pada lutut.
2. Tongue Depressor
Inggris : Tongue Blade, Indonesia: Tong spatel
Fungsi : untuk menekan lidah agar dapat memeriksa/ melihat kelainan pada tenggorokan, misalnya amandel dan faringitis.
Gambar 58 Tounge depressor
3. Laringeal mirror
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan
Gambar 59 Laringeal mirror
4. Clinical thermometer
Fungsi : mengukur suhu tubuh/ badan
Gambar 60 Thermometer raksa aksila
Gambar 61 Thermometer oral dan anal/ rectal
Gambar 62 Thermometer digital
5. Stethoscope binaural / binokuler
Fungsi : mendengar bunyi organ tubuh seperti cardiac dan pulmo.
Gambar 63 Stethoscope binaural
6. Sphygmomanometer
Fungsi : mengukur tekanan darah
Jenis : Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa, Anaeroid Sphygmomanometer/ Tensi meter jarum, Electrical Sphygmomanometer
Gambar 64 Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa
Gambar 65Anaeroid Sphygmomanometer
Gambar 66 Electrical Sphygmomanometer
7. Speculum
a. Nasal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung
b. Ear Speculum Fungsi : untuk memeriksa rongga telinga
c. Rectum Speculum Fungsi: memeriksa lubang anus/rektal
Gambar 69 Rectal speculum
d. Vaginal Speculum Fungsi : untuk memeriksa vagina
Gambar 70 Vaginal speculum
8. Penlight Fungsi alat bantu penerangan dalam pemeriksaan fisik pasien untuk membantu menentukan diagnosa medis.
9. Timbangan Berat Badan dan Pengukur Tinggi Badan Timbangan berat badan digunakan untuk evaluasi status nutrisi pasien, pengukur tinggi badan berfungsi untuk mengukur tinggi badan pasien, kedua alat tersebut berguna untuk mengetahui kuantitas dan kualitas pertumbuhan pasien.
Gambar 72 Timbangan dewasa dan bayi
Gambar 73 Pengukur tinggi badan
V. Alat Bedah
1. Bisturi Nama lain Scalpel Blade, fungsi untuk pembedahan.
2. Scalpel Handel pegangan pisau operasi Fungsi : pegangan bisturi
3. Gunting Fungsi untuk memotong. Jenis-jenis gunting antara lain :
a. Bandage Scissors (Inggris) Verbandschaar (Belanda) / Gunting Verband atau Gaas. Fungsi : memotong verband atau kain kasa
Gambar 76 Bandage scissors
b. Surgical Scissors Fungsi : gunting untuk pembedahan
Gambar 77 Surgical scissors
c. Dissecting Scissors Fungsi : memotong jaringan tubuh.
Gambar 78 Dissecting sciccors
4. Forceps Fungsi untuk menjepit atau memegang benda maupun jaringan lunak.Jenisnya sebagai berikut:
a. Thumb Forceps Dissecting Forceps (Inggris) Anatomische pinset (Belanda) Pinset anatomis (Indonesia)
Gambar 79 Dissecting Forceps
b. Surgical Forceps Tissue Forceps (Inggris) Chirrurgical pinset (Belanda) Pinset operasi. Fungsi: untuk menjepit jaringan lunak, ujung pinset keduanya bergigi
Gambar 80 Pinset Chirurgis
c. Cilia Forceps Cilia Pinset Fungsi : menjepit/ mencabut rambut.
d. Suture ClipApplying Forceps Pinset Agrave
Fungsi : menjepitkan clip pada luka sehingga luka tidak terbuka.
Gambar 82 Suture clipapplying forceps
5. Klem Fungsi: menjepit (memegang dan menekan) suatu benda. Jenis-jenis klem antara lain : a. Arterie Klem Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah arteri.
6. Peritoneum forceps
Fungsi: menjepit jaringan selaput perut.
Gambar 84 Peritoneum forceps
7. Needle Holders Fungsi: menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka kecelakaan atau pembedahan.
8. Hecht Naald
Fungsi: hecting luka
Jenis-jenis jarum jahit
Ujung bulat untuk menjahit musculus
Ujung segi tiga untuk menjahit integument
9. Suture
Fungsi: hecting luka
Benang bedah dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
a. Dapat diabsorbsi jaringan tubuh/catgut
b. Tidak dapat diabsorbsi jaringan tubuh
10. Tromol Fungsi: menyimpan kassa steril
3. Jenis sanitasi peralatan keperawatan dan ruang rawat
a. Desinfeksi
1). Definisi
Desinfeksi adalah tindakan untuk mengurangi dan atau menghilangkan mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi. Desinfeksi dapat dilakukan pada peralatan perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan tubuh, dengan cara mencuci, mengoleskan, merendam dan menjemur.
2). Tujuan
Desinfeksi dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai.
3). Jenis Desinfeksi
a). Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
DTT dapat membunuh semua mikroorganisme kecuali spora bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus/ menggunakan bahan kimia.
b). Desinfeksi Tingkat Sedang
dapat membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
c). Desinfeksi Tingkat Rendah
dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.
4). Jenis -Jenis Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia untuk menecegah terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit.
Kriteria desinfektan yang ideal adalah:
a). bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
b). aktivitasnya tidak dipengaruhi bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
c). tidak toksik pada hewan dan manusia
d). tidak bersifat korosif
e). tidak berwarna dan meninggalkan noda
f). tidak berbau
g). bersifat biodegradable
h). larutan stabil
i). mudah digunakan dan ekonomis
j). aktivitasnya berspektrum luas
Macam-macam desinfektan adalah:
a). Alkohol
- Etil alkohol/ proper alkohol pada air untuk mendesinfeksi kulit.
- Alkohol dengan aldehid untuk mendesinfeksi permukaan pada kedokteran gigi
b). Glutaral dehid
- Glutaral dehid 2 % untuk mendesinfeksi alat - alat yang tidak dapat disterilkan
- Salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi
c). Biguanid
- Contohnya Klorheksidin dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrokplak
d). Fenol
- Larutan jernih tidak mengiritasi kulit
- Untuk membersihkan alat yang terkontaminasi dan tidak dapat dirusak oleh zat organik
- Bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah
- Banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium
e). Klorsilenol
- Larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik
- Aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri
- Penggunaannya terbatas sebagai desinfektan
- Misal dettol
b. Sterilisasi
1). Definisi
Sterilisasi adalah upaya membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan keperawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
Hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya:
a). Sterilisator (alat untuk mensterilkan) harus siap pakai dan masih berfungsi
b). Peralatan yang akan disterilkan harus dibungkus dan diberi label yang jelas
c). Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
d). Tidak boleh menambahkan alat pada sterilisator saat waktu mensterilkan masih berjalan
e). Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya menggunakan korentang steril
f). Saat mendinginkan alat yang steril tidak boleh dalam keadaan terbuka, harus dalam keadaan tertutup.
2). Tujuan
Sterilisasi untuk membunuh semua mikroorganisme termasuk bakteri endospora. Dilakukan untuk alat-alat, handschoon, dan alat lain yang kontak dengan aliran darah atau jaringan normal steril.
3). Metode
A). Sterilisasi secara fisik:
a. Pemanasan kering (oven)
b. Pemanasan basah
c. Pemanasan dengan bakterisida
d. Air mendidih
e. Pemijaran
f. Radiasi
g. Tyndalisasi
h. Pasteurisasi
B). Sterilisasi menggunakan bahan kimia
4). Perawatan Alat dari bahan baku karet
- Cuci bersih dengan sabun
- Keringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari atau hembusan udara hangat
- Taburi bedak pada seluruh permukaan karet
5). Penyimpanan alat - alat yang telah disterilkan
Penyimpanan artinya mengolah barang yang ada dalam persediaan untuk dapat menjamin ketersediaannya bila sewaktu - waktu dibutuhkan pasien. Pada tahap penyimpanan seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah clean room. Adapun kriteria clean room adalah:
a). suhu dan kelembaban ruangan diatur. Suhu berkisar 27 - 37 derajat celsius dan beri tambahan lampu 25 watt. Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan siliko sebagai zat higroskopis.
b). pembatasan lalu lintas personal
c). ventilasi bertekanan positif
d). mekanisme lain terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakan kembali
e). untuk distribusi, petugas pelaksanaan operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat -alat yang telah steril ke petugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil petugas ruangan agar dapat digunakan operator.
Ada 2 macam alat dilihat dari cara menyimpan, yaitu:
a). Alat yang dibungkus
b). Pengelolaan benda tajam
4. Langkah-langkah dalam sanitasi peralatan keperawatan dan ruang rawat
Jenis Desinfeksi
a. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
1). DTT dengan merebus
a). Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
b). Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
c). Seluruh alat harus terendam
d). Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
e). Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu.
2). DTT dengan mengukus
a). Kukus alat selama 20 menit.
b). Kecilkan api sehingga air tetap mendidih.
c). Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
d). Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
e). Keringkan dalam kontainer DTT
3). DTT dengan kimia
a). Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas dengan air lalu keringkan.
b). Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit. Bisa menggunakan klorin 0,1%, formaldehid 8%, atau Glutaraldehid 2%
c). Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
d). Segera pakai atau simpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
b. Desinfeksi Tingkat Sedang
dapat membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
c. Desinfeksi Tingkat Rendah
dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.
Cara Desinfeksi
1). Desinfeksi dengan mencuci
a). Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi dengan alkohol 70 %
b). Cucilah luka dengan
c). Cucilah kulit. jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3% kemudian dengan alkohol
d). Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya
2). Desinfeksi dengan mengoleskan
a). Oleskan luka dengan dengan merkurokrom ( cairan yg tersusun dr kepingan hablur yang mengandung 26% air raksa yg terikat, warnanya merah tua hampir hitam, dipergunakan sebagai bahan pemusnah hama pada luka; obat merah) pada bekas luka jahita
b) Menggunakan alkohol atau betadine pada luka
3). Desinfeksi dengan merendam
a). Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
b). Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c). Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4). Desinfeksi dengan menjemur
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dll dengan masing - masing permukaan selama 2 jam
b. Pelaksanaan Sterilisasi
1). Sterilisasi dengan cara rebus
- Dengan cara merebus di dalam air sampai mendidih (100 derajat celcius) dan ditunggu antara 15 - 20 menit.
- MIsalnya peralatan dari logam, kaca, dan karet.
2). Sterilisasi dengan cara stoom
- Mensterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoclave dengan waktu, suhu, dan tekanan tertentu.
- Misalnya alat tenun, obat -obatan, dll
3). Sterilisasi dengan cara panas kering
- Mensterilkan peralatan dengan oven uap panas tinggi.
- Misalnya peralatan logam yang tajam, terbuat dari kaca, dan obat tertentu
4). Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
- Menggunakan alkohol, sublimat, uap formalin
- Untuk peralatan yang cepat rusak bila kena panas, misalnya handschoon, kateter, dll
5) Sterilisasi Alat Kesehatan dari berbagai bahan
a). Sterilisasi terhadap bahan baku karet (handscoon)
- handschoon dicuci dengan air dan sabun terlebih dahulu
- Gunakan uap formalin, caranya: handchoon dimasukkan ke dalam tromol lalu dimasukkan beberapa tablet formalin. Handschoon dikatakan steril setelah terkena uap formalin minimal 24 jam.
- handschoon dapat pula dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterilkan
b). Sterilisasi terhadap bahan baku logam (pinset, jarum operasi, scapel blade, tabung reaksi)
- alat yang terbuat dari logam segera dicuci setelah digunakan
- bungkus dengan kasa (gaas)
- gunakan metode pemanasan secara kering agar suhu mencapai 160 derajat dengan waktu 1-2 jam
- kemudian diamkan agar suhu turun perlahan - lahan
c). Sterilisasi terhadap bahan baku kaca
- Menggunakan metode pemanasan kering ataupun metode radiasi
- Cuci bersih alat
- Keringkan dengan udara
- Masukkan alat ke tempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet
- Kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet berkekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat dapat terbakar
d). Sterilisasi terhadap bahan baku kain/ media kultur (kain doek)
- Menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave).
- Metode sterilisasi dengan menggunakan autoclave ini memanfaatlan pertukaran oksigen dan karbondioksida.
- Cuci bersih media kultur (kain doek)
- Kain dibungkus dengan kertas, kain doek dibungkus dengan plastik agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi
e). Sterilisasi terhadap bahan baku plastik
- Cuci bersih alat dengan detergen, Misalnya alat mayotube
- keringkan alat
- rendam dengan larutan alkohol
- cuci dengan aquadest
- rendam dalam larutan antiseptik
Daftar Pustaka