1. Menerapkan rasa aman dan nyaman pada pasien
2. Memberikan kompres dingin.
Unit kompetensi ini menggambarkan tindakan bantuan kepada pasien yang mengalami cidera karena olahraga (misalnya terkilir, fraktur) untuk membatasi pasca cidera yaitu bengkak dan perdarahan serta memberikan rasa nyaman kepada pasien.
Pengertian
Kompres dingin adalah salah satu cara untuk menurunkan rasa nyeri dengan pemberian rangsangan dingin pada kulit (stimulasi kulit).
Cara Kerja Kompres Dingin
Kompres dingin akan menimbulkan efek analgetik (anti nyeri) dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri.
Kompres dingin dapat mengatasi nyeri dengan cara memberikan stimulasi kulit yang dapat menyebabkan pelepasan endorfin, sehingga memblok transmisi stimulus sensori. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Teori gate control menjawabnya dengan mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta - A berdiameter kecil sehingga gerbang sinaps menutup transmisi impuls nyeri (Potter & Perry, 2005).
Pemberian kompres dingin pada kasus cedera diberikan pada kejadian cedera tiba-tiba atau baru terjadi/ akut (dalam waktu 48 jam terakhir) untuk membantu meminimalkan pembengkakan di daerah cidera. Bagaimana cara kerja kompres dingin terhadap kasus cedera? Hal ini karena suhu dingin mengurangi aliran darah di daerah cedera sehingga memperlambat metabolisme.
Kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena suhu yang dingin memberikan rangsangan kepada hipothalamus anterior (hipothalamus bagian depan) untuk meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus. Hal ini mengakibatkan pembuluh darah menyempit (vasokonstriksi) dan badan menggigil untuk menyimpan panas sehingga justru yang terjadi adalah kenaikan suhu tubuh.
Tujuan Tindakan
1. Mencegah peradangan (inflamasi) meluas
2. Mengurangi pembengkakan (kongesti)
3. Mengurangi perdarahan setempat
4. Mengurangi rasa nyeri/ sakit pada daerah setempat
Indikasi
1. Klien dengan batuk darah (hemoptoe) dan muntah darah (hematemesis)
2. Pasca tonsilektomi (operasi pengangkatan tonsil/ amandel)
3. Radang
4. Memar
5. Bengkak akut karena cedera
Kontraindikasi
1. Kompres dingin tidak boleh dilakukan pada area yang sudah terjadi edema karena efek vasokonstriksi menurunkan reabsorbsi cairan.
2. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke luka terbuka
3. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan meningkatkan spasme arteri
4. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.
Prinsip Kerja/ Hal yang perlu diperhatikan saat tindakan
1. Kulit di daerah pengompresan dinilai, apakah ada tanda-tanda yang mengharuskan tindakan dihentikan, misal warna kulit biru (sianosis) karena kedinginan, nyeri semakin bertambah, edema/ bengkak meningkat, atau terjadi kemerah-merahan berat pada kulit.
2. Respon klien dinilai, misal menanyakan keluhan pasien saat tindakan diberikan
3. Pahami respon adaptif klien, misal pasien mengeluh kedinginan atau mengatakan sudah tidak nyeri lagi maka tindakan harus dihentikan.
4. Kompres dingin dipasang di tempat selama 20 menit kemudian diambil agar hasilnya maksimal
5. Beri kesempatan jaringan kulit untuk hangat kembali
CHECK LIST OBSERVASI
KOMPRES DINGIN
NO
|
Komponen
Penilaian
|
Pelaksanaan
|
Bobot
|
Ket
|
|
Benar
|
Salah
|
||||
A
|
Persiapan Alat
|
||||
1
|
· Baskom
berisi air biasa/ air es
· Bak
steril berisi kassa beberapa dengan ukuran yang sesuai
· Waslap 2
buah
· Perlak
pengalas
· Handscoon
bersih
· Masker
· Baki
serta alasnya
|
1
|
|||
B
|
PELAKSANAAN
|
||||
Pra Interaksi
|
|||||
1
|
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
|
1
|
|||
2
|
Cuci tangan
|
1
|
|||
3
|
Menyiapkan alat
|
1
|
|||
Tahap Orientasi
|
|||||
4
|
Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
|
1
|
|||
5
|
Menjelaskan tujuan
|
1
|
|||
6
|
Menjelaskan waktu lamanya tindakan yang akan dilakukan
|
1
|
|||
7
|
Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
|
1
|
|||
Tahap Kerja
|
|||||
8
|
Dekatkan alat-alat kedekat klien
|
1
|
|||
9
|
Perhatikan privasi klien
|
1
|
|||
10
|
Cuci tangan
|
1
|
|||
11
|
Menggunakan masker dan handscoon
|
1
|
|||
12
|
Atur posisi klien dengan nyaman
|
1
|
|||
13
|
Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan
kompres
|
1
|
|||
14
|
Ambil waslap/ kain kasa, lalu masukkan di dalam baskom
yang berisi air biasa/ air es kemudian peras sampai lembab
|
1
|
|||
15
|
Meletakkan waslap/ kain kasa tersebut pada area yg akan
dikompres
|
1
|
|||
16
|
Lakukan prasat ini selama 15 – 30 menit, tiap 5 menit
ganti
|
1
|
|||
17
|
Observasi reaksi yang timbul pada klien (misal
kedinginan, mati rasa)
|
||||
Tahap Terminasi
|
|||||
18
|
Evaluasi respon klien
|
1
|
|||
19
|
Rapihkan klien dan alat
|
1
|
|||
20
|
Pamitan pada klien
|
1
|
|||
21
|
Melepaskan handscoon dan masker kemudian cuci tangan
|
1
|
|||
22
|
Melakukan pencatatan dan melaporkan hasil tindakan pada
perawat
|
1
|
Tanggal:
|
|
Nilai
|
|
Pembimbing
|
|
Siswa
|
NILAI CEKLIST = Jumlah tindakan yg dilakukan
(YA) X 100
=
23
NILAI PRETEST/
RESPONSI = (nilai dalam puluhan) =
NILAI TOTAL = NILAI CEKLIST + NILAI RESPONSI
2
Daftar PustakaLestari, Hernida D. 2016. Guru Pembelajar Modul Guru Produktif Keperawatan. Depok: Kemendikbud
Rosyidi, Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: TIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar