Senin, 22 Juli 2019

Kompres Hangat

Pengertian Kompres
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.


Pengertian Kompres Hangat
Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.

Tujuan Kompres Hangat 
Pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan.
Tujuan khususnya yaitu:
1) Memperlancar sirkulasi darah
2) Mengurangi rasa sakit
3) Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
4) Memperlancar pengeluaran eksudat
5) Merangsang peristaltic usus

Jenis-Jenis Kompres Hangat 
1) Kompres hangat kering
Dapat digunakan secara local, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposable.
2) Kompres hangat basah
Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi.

Penggunaan Kompres Hangat           
1) Mengatasi demam
     Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin dan menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.

2) Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.

3) Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperberat bengkak yang sudah ada. Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis.

Cara menggunakan kompres hangat: 
- Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50 derajat Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan dikompres.
- Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basah.
- Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.
- Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.

Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah.

Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
1) Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Rasional: Panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan
2) Peradarahan aktif. Rasional: Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan perdarahan.
3) Edema non inflamasi. Rasional: Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4) Tumor ganas terlokalisasi Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
5) Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

Pedoman Kompres Panas dan Dingin
               Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan dingin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika memberikan kompres panas dan dingin.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a.   Adaptasi Reseptor termal.
     Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu.Ketika reseptor dingin terpanjan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin.Klien ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi. 

b. Fenomena Rebound
    Fenomena rebound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terus dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darah yang konstriksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. 

     Pada kompres dingin vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Di bawah suhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanisme dingin bersifat protektif : vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan di musim dingin.

Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawat. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.

c.    Efek Sistemik
       Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru.Peningkatan tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah.Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.

Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh berupaya untuk menghangatkan dirinya.

d.  Toleransi dan Kontraindikasi
      Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:

1) Bagian tubuh Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalu sensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan dan lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.

2) Ukuran bagian tubuh yang terpanjan Semakin besar area yang terpanjan oleh panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.

3) Toleransi perorangan Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang paling rendah.Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin memiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.

4) Lama panjanan Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.

5) Keutuhan kulit Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu.Kondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.


CHECK LIST OBSERVASI
KOMPRES HANGAT
NO
Komponen Penilaian
Pelaksanaan
Bobot
Ket
Benar
Salah
A
Persiapan Alat




1
·      Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-460C)
·      Bak steril berisi kassa beberapa dengan ukuran yang sesuai
·      Waslap 2 buah
·      Pengalas
·      Handscoon bersih
·      Masker


1

B
PELAKSANAAN





Pra Interaksi




1
Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien


1

2
Cuci tangan


1

3
Menyiapkan alat


1


Tahap Orientasi




4
Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


1

5
Menjelaskan tujuan


1

6
Menjelaskan waktu lamanya tindakan yang akan dilakukan


1

7
Berikan kesempatan pasien untuk bertanya


1


Tahap Kerja




8
Dekatkan alat-alat kedekat klien


1

9
Perhatikan privasi klien


1

10
Cuci tangan


1

11
Menggunakan masker dan handscoon


1

12
Atur posisi klien dengan nyaman


1

13
Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan kompres


1

14
Ambil waslap, lalu masukkan di dalam baskom yang berisi air hangat


1

15
Kemudian ambil waslap tersebut, lalu bentangkan pada area yg akan dikompres


1

16
Lakukan prasat ini selama 15 – 30 menit, tiap 5 menit ganti


1


Tahap Terminasi




17
Evaluasi respon klien


1

18
Rapihkan klien dan alat


1

19
Pamitan pada klien


1

20
Melepaskan handscoon dan masker kemudian cuci tangan


1

21
Melakukan pencatatan dan melaporkan hasil tindakan pada perawat


1


Tanggal:
Nilai

Pembimbing

Siswa


NILAI  CEKLIST =            Jumlah tindakan yg dilakukan (YA)    X 100 =
                                                   22                  
NILAI PRETEST/ RESPONSI = (nilai dalam puluhan) =
NILAI TOTAL           =      NILAI CEKLIST + NILAI RESPONSI                     =

                                                             2

Daftar Pustaka

Lestari, Hernida D. 2016. Guru Pembelajar Modul Guru Produktif Keperawatan. Depok: Kemendikbud

Purnamasari, Elly dkk. 2017. Buku Panduan Praktikum 18 Kompetensi Asisten Keperawatan. Bogor: In Media

Rosyidi, Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta: TIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN DASAR KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT (ORAL, TETES, TOPICAL, DAN SUPOSITORIA

  A.   KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT ORAL 1.   Definisi Pemberian obat per oral adalah menyiapkan dan memberikan obat untuk klien, yang ...